IMPLEMENTASI KURIKULUM K-13 DI SEKOLAH DASAR

Author
Published Juli 14, 2018
IMPLEMENTASI KURIKULUM K-13 DI SEKOLAH DASAR
Banyak yang salah persepsi dalam penyebutan KTSP dan K13 karena secara tata cara penyebutannya dan wajib diucapkan agar siswa tidak salah konsep.
KTSP Kurikulum 2013 (Sebelumnya KTSP 2016) dicoba saat Mohammad Nuh masih menjadi Menteri Pendidikan dan Kurikulum ini sempat berhenti di tahun 2014 karena dinilai kurang sempurna dalam penerapannya.
Evaluasi kembali dilakukan dan tahun 2016 KTSP Kurikulum 2013 siap diimplementasikan kembali karena revisinya sudah finish dan siap untuk disosialisasikan.

Dalam Penerapannya, K-13 semua materi diaduk menjadi satu Tema dan dalam konsep Tematik. Penyampaian materi Menyeluruh dalam satu tema, jadi tidak hanya satu pelajaran saja yang muncul. (bisa dikatakan sebagai Variasi Belajar)

Dampaknya terlihat jelas, dalam satu tema akan terlihat pelajaran setengah-setengah dan beberapa poin pentingnya saja yang ditulis.
memang untuk pemula akan melihat pelajaran tidak terselesaikan karena beberapa materi melompat-lompat dari satu meteri dan akan muncul kembali di materi lainnya.
implementasinya dalam pembelajaran di kelas
Penilaian dari implementasi K-13, memiliki Empat aspek yaitu;  pengetahuan, Sosial (Sikap), Perilaku dan keterampilan.
Penilaian akan valid sesuai dengan hasil nyata dilapangan, karena diambil langsung saat pembelajaran berlangsung.

Tujuan Kurikulum K-13 memang sangat bagus, pertanyaanya apakah (semua guru) bisa menerapkannnya langsung?
Pengalaman di awal penerapan K13;  Sekolah yang dijadikan percontohan, awalnya menerapkan sistem TEAM TEACHING, dimana cara mengajarnya masih (saling) berkoodinasi dengan guru lain.
Yang terpenting dalam implementasinya bisa menjadi laporan pembelajaran dan nantinya bisa ditulis dalam sebuah hasil laporan penilaian.

Materi pembelajaran K13 (seperti Metematika dan IPA) dirampingkan dan disesuaikan dengan pembelajaran berstandar Internasional. Jadi, konsep pendidikan Nasional dan Pendidikan Internasional dapat diseimbangkan.

Impelemntasi Kurikulum K-13 akan merata di tahun 2019 sampai 2020 sesuai dengan peraturan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun 2014 tanggal 11 Desember 2014.

Implementasi K13
Pembelajaran pada Kurikulum 2013 menggunakan tematik integratif, pendekatan scientific, dan juga penilaian auntentik. Tematik integratif merupakan penggabungan dari beberapa mata pelajaran ke dalam satu tema, pendekatan scientific merupakan pendekatan melalui bertanya, mencoba, dan menalar, sedangkan penilaian autentik merupakan penilaian yang mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil.

Orang tua peserta didik dan peserta didik juga merupakan salah satu pendukung dalam implementasi Kurikulum 2013.

Hambatan yang dihadapi oleh pihak sekolah terutama guru dalam implementasi Kurikulum 2013 yaitu masih adanya peserta didik yang belum bisa membaca, membedakan huruf, dan angka untuk Kelas I, materi terlalu banyak dan harus diselesaikan dengan target satu tema 1,5 bulan, terlalu banyak administrasi yang harus diselesaikan, pembuatan RPP harus mencantumkan tiga pendekatan, satu RPP digunakan untuk satu kali pertemuan atau untuk satu PB, pembelajaran tidak selalu tuntas dalam satu PB padahal satu PB harus selesai dalam satu hari, guru merasa kesulitan dalam membagi waktu antara pelaksanaan pembelajaran dan administrasi, serta guru kesulitan dalam melakukan penilaian karena penilaian yang cukup banyak.
Cara guru mengatasi masalah terkait dengan adanya peserta didik yang belum bisa membaca dan menulis yaitu dengan memberitahu perkembangan kepada wali murid untuk membantu membimbing anaknya belajar membaca dan menulis. Guru juga bisa bekerjasama dengan guru lain yang juga mengikuti sosialisasi pelaksanaan Kurikulum 2013 untuk mengatasi masalah-masalah yang dihadapi.
implementasi Kurikulum 2013 yang bisa dilakukan terkait dengan pembelajaran yang belum tuntas yakni guru memberikan tugas tambahan, guru juga memberikan tambahan pada hari berikutnya sebelum jam pelajaran dimulai, dan guru meminta bantuan kepada walimurid untuk mengawasi dan membimbing anaknya dalam belajar di rumah supaya anak bisa lebih memahami materi yang belum tuntas dan jika ada yang belum di mengerti, peserta didik bisa menanyakan materi yang belum dimengerti kepada guru.

Saran
Guru, hendaknya mampu mengembangkan metode dan media pembelajaran sehingga mampu membuat peserta didik merasa tertarik dalam mengikuti pembelajaran yang diberikan, selain itu guru juga diharapkan bisa meningkatkan kerjasama dengan guru lain yang melaksanakan dan belum melaksanakan Kurikulum 2013. Guru juga diharapkan menggunakan RPP sebagai panduan dalam setiap pembelajaran.

Semoga membantu

[ADS] Bottom Ads

Halaman

Copyright © 2021